WFH bukan hanya dikenal warga Jakarta, konsep ini lazim diterapkan sebagian orang di tengah pandemi. Konsep bekerja dari rumah ini nyaris sama lelahnya dengan kerja dari kantor. Aktivitas yang begitu-begitu saja mau tak mau berpotensi membikin jenuh. Kalau sudah begini, saatnya menyegarkan rutinitas sebelum pekerjaan kacau gara-gara Anda keburu ‘burnout‘.
Sebagian orang memulai hari nyaris ‘autopilot‘. Tanpa berpikir, tubuh seolah sudah punya kendali sendiri karena Anda melakukan rutinitas serupa setiap hari. Mulai dari bangun, stretching sebentar lalu mandi dan sarapan. Kenapa tidak menyisipkan aktivitas baru di sela rutinitas ini?
Jika Anda bangun cukup pagi, coba keluar rumah atau sekadar membuka jendela untuk merasakan udara dingin pagi. Hari berikutnya, Anda bisa menyisipkan aktivitas berjemur sembari stretching di halaman rumah. Aktivitas-aktivitas baru ini bakal membuat Anda lebih segar.
Perubahan kecil bisa membawa dampak besar. Setiap pagi kopi hitam selalu menemani. Kemudian secangkir lagi setelah jam makan siang. Tidak buruk memang, cuma lidah Anda hanya konsisten mengecap rasa yang sama. Tak ada salahnya mengganti kopi dengan teh atau minuman lain sehingga ada sesuatu hal yang Anda nantikan apalagi jika belum pernah dicoba sebelumnya.
Hari ini, coba ganti secangkir kopi dengan teh misalnya teh hijau. Keesokan harinya, jajal minuman yang belum pernah Anda coba misalnya peppermint tea yang memberikan sensasi dingin ‘semriwing‘ di lidah.
Lelah dengan ‘home office‘? Anda bisa mencari ‘rumah baru’ alias suasana baru. Jika biasanya Anda bekerja di meja kerja, kenapa tidak bekerja dari sofa ruang tengah?
Cara lainnya, mengutip dari The Skimm, Anda bisa bekerja dengan paparan cahaya alami. Sebaiknya cari sudut di mana banyak cahaya alami masuk. Cahaya alami akan mencegah mata lelah akibat cahaya biru dari layar monitor. Selain itu cahaya alami akan membantu Anda tidur lebih nyenyak.
Demi fokus pada pekerjaan, orang membuat daftar tugas dan tanggung jawab beserta deadline-nya. Ini bagus tetapi bisa jadi membosankan. Sedikit perubahan bakal membuatnya lebih memicu semangat.
Melansir dari The Skimm, coba buat daftar dengan cara ‘D-List’. Anda membagi aktivitas jadi tiga bagian besar yakni, Doing, Dealing dan Dreaming.
Doing berarti tugas-tugas yang harus selesai dalam minggu ini. Dealing berisi aktivitas personal, pekerjaan rumah tangga, atau tugas lain yang harus selesai. Kemudian pada bagian Dreaming, Anda menuliskan hal-hal yang inspiratif dan memicu Anda untuk menggali lebih dalam. Tidak harus daftar ide-ide tapi juga bisa artikel yang menarik perhatian Anda dan ingin dibaca lebih lanjut.
Yah, harus diakui WFH nyaris menihilkan keasyikan mengobrol dengan rekan kerja. Biasanya di sela deadline, Anda masih sempat bergurau dengan rekan di seberang meja. Sekarang Anda cuma bisa bergurau dengan tembok atau memutar musik agar kembali bersemangat.
Sebagai alternatif, sapa saja rekan Anda lewat teks atau telepon. Anda juga bisa menyelingi rutinitas WFH dengan sejenak menghampiri anggota keluarga atau orang di rumah.
Mengobrol sebentar bisa membuat Anda lebih bersemangat. Ini pun bisa menularkan energi positif pada orang di sekitar Anda.
Sumber: CNN Indonesia
Bisnis sewa apartemen sekarang sedang ramai karena selain dapat menghasilkan uang secara berkala tiap bulannya dari hasil sewa kamu juga dapat memiliki propertinya sehingga dapat double investment.
Bahwasanya pada era millennial ini masyarakat urban sudah banyak yang lebih memilih untuk tinggal di apartemen di bandingkan untuk tinggal di kontrakan rumah petak atau kosan, karena pihak apartemen menyediakan fasilitas lengkap mulai dari kolam renang, tempat gym hingga mall yang berada di kawasan apartemen.
Ada beberapa pertimbangan juga untuk memulai bisnis sewa apartemen ini, antara lain:
Untuk menentukan target pasar siapa yang akan kita target, kamu bisa memilih antara mahasiswa, karyawan, hingga wirausahawan.
Selain itu kamu juga harus memilih tipe apartemen untuk target tersebut.
Misalnya jika target pasar kamu adalah mahasiswa maka kamu bisa menawarkan tipe kamar seperti tipe studio, tipe studio merupakan tipe paling kecil di apartemen dan biasanya untuk tipe ini cocok untuk yang masih single.
Langkah selanjutnya jika kamu sudah menentukan target pasar kamu, lalu kamu bisa mencari lokasi apartemen yang cocok untuk bisnis sewa apartemen ini.
Misalnya jika target pasar kamu mahasiswa maka kamu harus mencari apartemen yang lokasinya dekat dengan kampus, karena seperti yang banyak orang bilang “posisi menentukan prestasi” maka itupun berlaku untuk bisnis ini, semakin lokasi apartemen dekat dengan target pasar kita maka kesempatan untuk mendapatkan penyewa pun lebih besar.
Nah jika kamu sudah menentukan target dan juga lokasi saatnya kamu mulai gencar untuk mempromosikan bisnis kamu. Kamu bisa mempromosikan via offline ataupun online. Untuk memasarkan offline kamu bisa membagikan selembaran/brosur langsung ke target kamu langsung ataupun kamu bisa menitipkan brosur itu ke warung/tempat yang bisa disinggahi oleh target pasar kamu. Jika kamu mau memasarkan online kamu bisa share informasi bisnis kamu di social media ataupun di banyak grup social media yang menjadi target pasar kamu.
Sumber : https://duwitmu.com
Siapa sangka, di tengah masa pandemi Covid-19 seperti saat ini justru merupakan waktu terbaik beli apartemen atau jenis residensial lainnya. Indonesia Property Watch atau IPW menilai, hal tersebut disebabkan adanya sejumlah faktor serta bonus dan kemudahan yang diberikan oleh para pengembang serta pihak perbankan.
Tentu saja, semua itu akan sangat menguntungkan bagi para pembeli hunian tersebut. Mulai dari program suku bunga yang terjangkau atau pembayaran down payment yang justru dibayarkan oleh pengembang itu sendiri untuk menggaet para konsumennya.
IPW berpendapat, kondisi pandemi Corona virus saat ini sebenarnya berbeda dengan kondisi krisis ekonomi di tahun 1998 silam. Pasalnya, saat krisis ekonomi terjadi financial crash yang membuat daya beli masyarakat menjadi sangat lemah.
Namun, dalam kondisi pandemi seperti saat ini, daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah atas masih cukup tinggi. Hanya saja, mereka cenderung menahan diri untuk melakukan spending karena berbagai faktor.
Padahal, saat ini adalah momentum paling tepat bagi para investor maupun end user untuk membeli hunian ataupun properti lain. Sebab, ada banyak pengembang yang justru menawarkan beragam promo menguntungkan.
Alhasil, saat ini konsumen bisa membeli hunian sebagai kebutuhan pokok dengan harga kompetitif. Ditambah lagi dengan berbagai kemudahan kredit dari pihak perbankan yang telah berkomitmen dengan para pihak pengembang tersebut.
Sumber : https://blog.spacestock.com/