Pengembang kawasan terpadu, Provident Development, mulai menyerahterimakan unit Tower Sapphire Bandara City Apartement yang berlokasi di Jalan Perancis, Kosambi, Tangerang. Proses distribusi unit kepada konsumen selanjutnya akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun.
Penyerahan unit ditandai dengan pemberian kunci secara simbolis kepada sejumlah konsumen, belum lama ini. Direktur Provident Development, Ronnie Mustafa menjelaskan, serah terima unit ini merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab perusahaan kepada konsumen. Selain itu, dengan kegiatan ini, keberadaan Bandara City menjadi stimulus yang dapat menggerakkan perekonomian kawasan.
“Komitmen merupakan kata kunci bagi Provident Development sebagai pengembang superblok Bandara City, untuk memenuhi janjinya dalam memberikan layanan terbaik guna memperoleh dan menjaga kepercayaan dari konsumen,” ucap Ronie dalam keterangan resminya yang dikutip Kontan.co.id, Kamis (30/8).
Bandara City dibangun di atas lahan seluas 6,7 hektare (ha) yang terdiri dari 4 tower hunian masing-masing setinggi 8 lantai, serta sebuah shopping arcade seluas 21.000 meter persegi. Dengan spesifikasi tersebut, Bandara City menjadi kawasan hunian terpadu paling lengkap dan luas di dekat Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Dari 4 tower hunian yang akan dibangun, 2 tower telah selesai, yaitu Tower Emerald dan Tower Sapphire dengan jumlah unit mencapai lebih dari 450-an Unit.
Senior Marketing Manager Bandara City Apartment, Hadi Wanto, menjelaskan serah terima kunci tahap pertama untuk Tower Sapphire yakni sebanyak 150 unit. “Tower Sapphire memiliki 2 tipe unit yaitu Tipe Studio (33m2) dan Tipe 1BR (43m2). Dari total seluruh unit tersebut Bandara City Apartment, hingga kini sudah terjual sebanyak 70 persen,” ungkap Hadi.
Menurut Hadi, apartemen ini memiliki nilai investasi menjanjikan karena lokasinya strategis yakni dekat dengan Bandara Soekarno Hatta. Lebih dari 50% dari Apartemen Bandara City dihuni oleh pekerja bandara mulai dari pilot hingga pramugari. Hal ini dinilai bisa menjadi future value Bandara City baik sebagai tempat tinggal maupun investasi ke depannya.
Saat ini, harga untuk Tower Sapphire berkisar Rp 350 juta-an. “Kenaikan harga akan terjadi pada 1 September 2018. Ini yang jadi keuntungan konsumen, jika membeli apartemen Bandara City sekarang juga dan potensi sewa 50jt/tahun di Emerald Tower diyakini akan terjadi di Tower Sapphire ” lanjut Hadi.
Menjelang tutup bulan Agustus 2018, Provident Development melakukan serah terima kunci kepada konsumen atau pembeli Bandara City Apartment yang terletak dalam kawasan superblok terpadu seluas 6,7 hektar di Jl. Perancis, Kosambi Tangerang. Serah terima kunci kedua produk properti tersebut dilakukan secara parsial.
“Komitmen merupakan kata kunci bagi Provident Development sebagai pengembang superblok Bandara City, untuk memenuhi janjinya dalam memberikan layanan terbaik guna memperoleh dan menjaga kepercayaan dari konsumen,” ucap Direktur Provident Development, Ronie Mustafa, Minggu (17/8/2018), di Tangerang.
Selain itu, lokasi strategis dan didukung dengan fasilitas utama yang terintegrasi seperti Mal, Soho, Hotel, dan shopping arcade juga menjadikan capital gain Bandara City. GM Marketing Bandara City Apartment, Hadi Wanto, menjelaskan serah terima kunci tahap pertama untuk Tower Sapphire yakni sebanyak 300 unit. Tower Sapphire memiliki 2 tipe unit yaitu Tipe Studio (33m2) dan Tipe 1BR (43m2). Dari total seluruh unit tersebut Bandara City Apartment, hingga kini sudah terjual sebanyak 70 persen.
Saat ini, harga untuk Tower Sapphire berkisar Rp 350 juta-an. “Kenaikan harga akan terjadi pada 1 September 2018. Ini yang jadi keuntungan konsumen, jika membeli apartemen Bandara City sekarang juga dan potensi sewa 35jt/tahun di Emerald Tower diyakini akan terjadi di Tower Sapphire ” ucap Hadi. Selain itu, lokasi Bandara City yang super strategis diapit mega proyek kelas dunia & Bandara Soetta yang terus berekspansi menjadikan future value Bandara City baik sebagai tempat tinggal maupun investasi terus meningkat kedepannya.
Peran penting akan dimainkan Bandara International Soekarno Hatta Jakarta dan Sultan Badaruddin Palembang. Bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II, akan menyambut peserta dan wisatawan yang akan memeriahkan pesta olahraga terbesar di Asia ini.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, bandara adalah First Impression buat wisatawan mancanegara.
“Bandara adalah tempat pertama wisatawan menginjakkan kaki. Di sinilah impresi pertama didapat. Jika bandara ramah, asyik, keren, juga menyenangkan, maka wajah Indonesia juga akan berseri. Apalagi jika digital friendly,” katanya.
PT Angkasa Pura II (AP II) akan menjadikan terminal 1 dan 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang sebagai terminal khusus penerbangan berbiaya murah (Low Cost Carrier Terminal/LCCT).
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menerangkan, jika terminal 1 melayani rute penerbangan domestik dan terminal 2 untuk domestik dan internasional. “Terminal III akan menjadi Full Service Carrier (penerbangan layanan penuh) rute domestik dan internasional. Rencana ini akan dilakukan setelah revitalisasi terminal Bandara Soekarno-Hatta rampung ,” ujarnya di Menara BCA, Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).
Ia mengungkapkan, dengan adanya terminal LCCT, pihaknya memprediksi akan ada peningkatan jumlah turis, baik asing maupun dalam negeri karena harga tiket yang murah. Salah satu komponen yang mempengaruhi harga tiket adalah tarif Passenger Service Charge (PSC) atau airport tax. AP II akan melakukan penyesuaian tarif airport tax pada terminal tersebut.
Awaluddin menjelaskan, keunggulan dari terminal khusus penerbangan berbiaya murah ini dibanding dengan terminal Full Service Carrier soal durasi handling atau pelayanan penumpang di bandara.
Selama ini, ujarnya, penumpang bisa menghabiskan waktu dari mulai check-in hingga masuk ke ruang tunggu, selama 30 menit hingga 60 menit.
Untuk memperpendek durasi handling, Awaluddin mengatakan, arus penumpang saat check-in tidak boleh terhambat. Mayoritas penumpang LCC, rata-rata tidak membawa koper untuk ditaruh bagasi pesawat. Makanya, perlu ada layanan mandiri melalui ponsel pintar (smartphone) untuk dapat check-in bagi penumpang yang tak menggunakan bagasi.
“Dengan begitu, akan ada lebih banyak waktu bagi penumpang untuk memaksimalkan area komersial yang ada,” jelanya.
Awaluddin mengatakan, saat ini kapasitas terminal I dan II, masing-masing dapat menampung 9 juta penumpang per tahunnya. Dengan adanya revitalisasi, total kapasitas kedua terminal ini akan bertambah dua kali lipat, menjadi 36 juta penumpang per tahun.
Terminal yang akan mulai direvitalisasi tahun ini adalah terminal 1C dan 2F. Sejauh ini, pihak AP II masih menggunakan uang dari kas internal untuk mendanai pengerjaan proyek revitalisasi dua terminal tersebut.
“Revitalisasi LCCT di terminal 1 membutuhkan Rp 1,9 triliun dan terminal 2 sebesar Rp 1,8 triliun sehingga total Rp 3,7 triliun,” tutur Awaluddin.
Sumber : www.suara.com